COBA KITA CERMATI TENTANG HAL YANG KADANG ADA TAPI SULIT DI PERCAYA SEPERTI ARTIKEL DIBAWAH INI ADA APA DIBALIK KAIN LAMPIN DAN JUBAH PUTIH, SIMAK SELANJUTNYA DI SINI. TOLONG DI SEBARKAN BIAR SEMUA ORANG TAU

Saya miliki seseorang mahasiswa wali yang sudah dua tahun (6 semester) kuliah senin kamis hingga IPK-nya turun jadi 0. 6. Fakultas merencanakan untuk men-DO-kan dia. Sebagai dosen wali saya menelepon ibu anak itu. Dua minggu berselang si ibu terbang dari Alor ke Salatiga. Dengan mata yang basah serta raut muka mohon pengasihan si ibu memohon saya untuk berikan waktu satu semester lagi untuk si anak. " Saya akan dampingi anak saya. Saya ketahui biayanya mahal, namun sudilah ayah ngomong dengan pimpinan fakultas supaya anak saya janganlah di-DO-kan. "

Saya bercerita ini untuk menyampaikan kalau ibu serta bapak yang menyayangi anak-anak juga pasti lakukan apa sajakah untuk kebaikan anak-anak. Berikut juga yang kita baca tentang ibu dari anak-anak Zebedeus seperti yang dikisahkan dalam Matius 20 : 20-28. Ibu ini datang pada Yesus dan memohon hal yang terbaik untuk ke-2 orang anaknya : Yakobus dan Yohanes. Dia memahami bila hasrat itu janggal dan relatif kurang sopan. Tetapi ia toh membulatkan tekad. Ia memohon Yesus berikan posisi yang paling utama untuk ke-2 anaknya.

Saya membaca khotbah dari seorang pendeta tentang teks ini di website. Baru saja khotbah itu mulai, si pendeta berkata begini : " Ibu Yakobus dan Yohanes tawarkan
anak-anaknya supaya waktu Yesus ada di kemuliaan-Nya, mereka peroleh jabatan
ring satu. " Lalu dia katakan : " Keinginan ini sungguh-sungguh kasar dan picik. " Saya kaget. Ketika kecil, saya umum mendengar almarhum Ibu berdoa minta Tuhan supaya Tuhan berikan yang terbaik buat kami anak-anaknya. Apakah salah apabila orang-tua memohon pada Tuhan banyak hal yang terbaik untuk anak-anaknya?

Saya benar-benar terkejut waktu membaca penilaian negatif pada perbuatan ibu anak-anak Zebedeus. Ya...! Mudah sekali kita mencela ibu ini, walaupun sesungguhnya hampir pasti semua ibu, termasuk ibu dari si pendeta itu juga memohon hal yang sama pada Tuhan.

Masing-masing ibu punyai ambisi supaya anak-anaknya jadi orang terutama. Anak-anak juga punyai kerinduan sama. Ambisi pada dirinya tidaklah satu hal yang jahat. Saya bangun pagi-pagi dan berkemas ke tempat kerja karena saya berambisi. Istri saya bangun untuk menyiapkan bubur dan teh saat matahari belum terbit dan waktu yang berada di dalam tempat tinggal masih tetap tidur lelap supaya anak-anaknya bisa jadi manusia jempol.
Tanpa ada ambisi terutama apabila ambisi untuk banyak hal yang positif, jadi hidup akan jadi tawar. Ibu dari anak-anak Zebedeus memiliki ambisi yang positif. Ia bahkan memberitahukan ambisinya itu pada Yesus. Apakah itu salah?